i
Kabar Borneo raya.com Mandastana-Barito Kuala
Tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Kalimantan Selatan (Kalsel) meninjau progres proyek jembatan pengganti Tanipah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan.
Peninjauan Tim BKP dimaksudkan untuk mencek dan mencocokan laporan yang disampaikan pihak pelaksana pekerjaan. Rima , Tim BPK Perwakilan Kalimantan Selatan saat meninjau didampingi dari Inspektorat Batola dan Kabid Bina Marga PUPR Batola Eddy Supriadi, senin (13/2).
Tim BKP saat melakukan pengecekan di lapangan sangat teliti dan mencocokan dengan laporan yang diterima itu terpantau wartawan Kabar Borneo raya.com dalam peninjauan progres jembatan yang saat ini belum selesai.
Sementara dari pihak pelaksana proyek PT.Haidar Lestari didampingi oleh Tim pengawas lapangan Akhmadi turut hadir dan menyaksikannya.
Proyek jembatan pengganti Tanipah Mandastana sesuai perjanjian kontrak berakhir 13 Desember 2022. Namun sampai saat jatuh tempo pihak kontraktor sebagai pelaksana proyek tidak selesai. Maka diberi kesempatan waktu 50 hari untuk menyelesaikan.
Kepala Dinas PUPR Batola Sabri Thanor ketika dikonfirmasi kabar Borneo raya.com pertengahan Desember 2022 membenarkan terjadinya keterlambatan. Pihak kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan dikenakan Sangsi dengan denda sejak keterlambatan terjadi sebesar 1/permil dari nilai kontrak, atau sebesar 16 juta rupiah perharinya.
Dari hasil denda tersebut jelas Sabri masuk ke kas daerah bersamaan menyusun APBD Perubahan 2023.
Kabid Bina Marga Eddy Supriyadi saat mendampingi Tim BPK Kalsel kepada kabar Borneo raya.com menjelaskan, kini kemajuan fisik sudah mencapai 90 persen. Terkait keterlambatan dikarenakan faktor cuaca kurang mendukung. Disamping itu, terkendala material ada diantaranya terlambat datang pada saat itu.
Eddy menambahkan, posisi sekarang kerangka baja sudah terpasang dan tersambung. Tinggal pembersihan lantai jembatan dan pencoran. Sehingga untuk struktur utama dinyatakan selesai. Hanya pekerjaan tinggal finishing dan pekerjaan oprit.
Eddy tidak menampik terjadinya keterlambatan disebabkan faktor alam kurang mendukung. Untuk itu diharapkan beberapa waktu kedepan semoga saja cuaca mendukung dan pekerjaan dapat diselesaikan.
Sementara pengawas lapangan dari kontraktor PT Haidar Lestari Akhmadi menyatakan, pihaknya optimis sesuai target akan selesai. Disinggung terjadinya mengalami keterlambatan pihaknya menyadari karena resiko dan kondisi alam. Namun pihaknya tetap mengutamakan berdasarkan azas manfaat bagi masyarakat, ujar Akhmadi mengakhiri pembicaraan. (hafrud.)TIM
0 Komentar