HAKIKAT IDUL FITRI.


Oleh : H. Dudung A. Sani, SH. M. Ag

Pembina LBH Patriot Muda Borneo Kal-Sel

Banjarmasin Kabar Borneo raya.com

Idul Fitri dalam pengertian secara bahasa Ada lah kembali kepada yang suci atau bersih dari dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan karena satu bulan penuh telan berpuasa menahan diri dari perbuatan tercela atau segala bentuk sikap prilaku yang membuat Allah murka dan mengisinya dengan perbuatan terpuji (takwa) 

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu." (Q.S. Al-Hujuraat 49 ayat 13).

Nabi Muhammad SAW beliau 

bersabda : Bahwa ma'na seluruh taqwa terkumpul dari firman Allah : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang kamu berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (Q.S.16: 90).

Yang di maksud adil adalah seimbang atau bijaksana dalam menetapkan sesuatu dan sesuai porsi rasa keadilan itu sendiri yang 

mana keseimbangan itu dibarengi 

dengan kebaikan yang dapat memberikan kemamfaatan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain 

Ibnu Abbas Ra berkata : "Orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada syirik (menyekutukan Allah), dosa besar dan perbuatan keji." Dosa paling besar adalah dosa syirik, yaitu berharap dan takut kepada selain Allah Ta‘ala, hanya dosa syirik itulah, satu-satunya dosa yang tidak akan mendapat pengampunan dari Allah Ta‘ala.

Di bulan suci ramadan yang penuh hikmah umat muslim menerima edukasi kesabaran untuk menahan nafsu syahwat ruhani dan jasmani yaitu untuk menahan dahaga dan lapar dalam batas yang telah ditentukan untuk berbuka puasa , dan tujuan daripada menahan dahaga dan lapar tersebut adalah untuk membentuk pribadi berbudi pekerti luhur dan peduli terhadap orang lain yang tidak mampu dan membutuhkan pertolongan.

 Selain itu pula edukasi puasa adalah untuk mendorong kesadaran bahwa manusia itu adalah makhluk yang lemah, tidak memiliki daya dan upaya untuk berbuat dan melakukan sesuatu dan semuanya tergantung kepada pertolongan Allah semata - mata 

Di hari lebaran (selesainya) ramadan umat muslim dianjurkan kembali 

kepada pribadi yang Fitri (suci) sebagaimana bayi yang baru lahir yang tidak berdosa. Hakikat idul Fitri kembali kepada iyyaka na'budu wa iyyaka nastain atau hanya kepada Allah untuk bertakwa dan hanya kepada Allah untuk memohon pertolongan 

By. H. Dudung A. Sani, SH. M. Ag

Posting Komentar

0 Komentar