Oleh : H. Winardi Sethiono, SE
Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kal - Sel
Banjarmasin Kabar Borneo raya.com
Saudaraku sebangsa dan setanah air , Seiman dan di dalam naungan Republik Indonesia yang kita cintai. Menghadapi tahun Politik, Sebagai warga negara yang cinta tanah air isu apapun wajib kita filter kebenarannya demi kondusifnya NKRI dan yang paling terpenting saat ini kita tetap menjaga kerukunan antar umat beragama dan hubungan antar warga negara serta tidak terprovokasi berita yang belum pasti kebenarannya. Karena berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan umat dan dikhawatirkan dapat dimamfaatkan oleh kelompok yang memiliki kepentingan lain.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat untuk mewujudkan kedamaian di muka bumi dan menghormati manusia sebagai ciptaan Tuhan. Begitu juga edukasi agama lain tentunya menghendaki pula adanya kedamaian dan ketentraman hidup di bumi pertiwi yang kita cintai ini, Di mata Tuhan manusia itu sama dan tidak ada perbedaan baik inferior atau superior atau lebih rendah dan lebih tinggi
Al-Quran sudah sejak lama memberikan arahan agar umat manusia hidup dalam harmoni kedamaian dalam bingkai
keberagamaan sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS.49. Al Hujuraat ayat 13)
Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Al-Quran-Nya, yaitu QS. Al-Bararah [2]: 208:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”
Terhadap ayat di atas, para ulama tafsir memaknai kata "al-silmi" dengan dua makna, yaitu Islam dan perdamaian. Itu artinya, Islam dan perdamaian adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Kepercayaan bahwa Allah SWT adalah Dzat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Apa yang Allah takdirkan kepada hamba-Nya pasti bernilai kebaikan, berhikmah kasih sayang, bahkan bagi seluruh alam. Melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Allah pun menitipkan pesan-pesan perdamaian untuk terus terwujudnya kerukunan antar manusia, antar pemeluk agama-agama di dunia.
Maka Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT, Tuhan yang Maha Bijaksana kepada utusan pilihanya Nabi Muhammad saw diantara misinya adalah memperbaiki dan menyempurnakan ahlak dan kehidupan ummat manusia sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan ahlak (ummat manusia). (HR. Bukhori). Terwujudnya ahlak yang baik ummat manusia merupakan misi besar ajaran agama Islam karena dengan terwujudnya ahlak yang baik menjadi prasarat terwujudnya kerukunan, ketenangan dan kedamaian,
Penulis berpendapat karakteristik agama Islam dan perdamaian ini lah banyak membuka wawasan berpikir bagi non Muslim untuk memeluk agama Islam atau menjadi mualaf dan sebagai mualaf kami memerlukan bimbingan dari para pakar Islam agar iman kami bertambah kokoh dan kuat dan jangan lah kami digiring ke dalam persoalan edukasi agama yang kontraversi dengan paham yang kami terima sebelum menjadi mualaf
By H. Winardi Sethiono, SE
0 Komentar