Banjarmasin.Kabar Borneo raya.com
Walaupun dunia bersifat fana, lahwun wa la’ibun (permainan yang melalaikan), dan mata’ul ghuruur(keindahan yang menipu), tapi kita umat muslim jangan melupakan kehidupan dunia.
Rasulullah SAW bersabda: “Dunia ini adalah ladang untuk bercocok tanam (tempat melakukan amal ibadah dan amal kebajikan) yang hasilnya dipanen kelak di negeri akhirat.”
Dunia adalah permainan akal pikiran positif dan negatif karena hanya bersifat sementara dan dinamis tidak statis selalu berubah -. rubah setiap detik dan menit tergantung kemana akal menggiringnya. Karena akal adalah sebagai tali komando untuk menuntun arah sikap dan perbuatan. Dengan akal pikiran itu pula manusia membuat desain kehidupan di dunia untuk menggapai cita - cita yang sesuai harapan yang diinginkan
Dunia sebagai tempat berbuat baik untuk kepentingan akhirat. Sebagian berpendapat dunia adalah pintu masuk untuk menuju kehidupan akhirat dan juga sebagai gambaran tentang kehidupan akhirat . Informasi tentang kehidupan akhirat dikabarkan melalui dunia meskipun tidak secara mudah untuk diyakini karena hanya berupa kabar dari petunjuk Al-Qur'an dan hadis nabi dan untuk meyakini hal tersebut diperlukan iman yang hak agar tidak ada keraguan.
Sebagian para sufi berpendapat Bila memandang dunia dengan nafsu syahwat maka dunia akan kelihatan seperti wanita cantik jelita yang tubuhnya dipenuhi perhiasan dan asesoris lainnya. Mata yang melihatnya akan terpesona dan terpikat olehnya. Sehingga membangkitkan gairah syahwat yang memicu bagaimana cara memilikinya. Karena hati sudah terlanjur cinta, maka dengan cara apapun akan dilakukannya asalkan dapat memilikinya sekalipun harus melewati jalan yang terjal. Itulah dunia yang selalu tampil mempesona di hadapan manusia. Padahal itu semua adalah pesona semu yang tidak mempunyai keindahan keabadian.
Terkadang dunia juga terlihat seperti birunya laut, langit dan gunung ketika dipandang dari kejauhan. Namun setelah didekati ternyata warna biru itu hanyalah bualan yang menipu mata kita. Dunia terkadang juga seperti fatamorgana yang tampak ada gelombang air jika dilihat dari kejauhan, namun setelah didekati ia menghilang dan semakin jauh lari kedepan. Artinya dunia tampak indah dari kejauhan namun setelah di dekati baru kelihatan palsunya. Diri kita sering tertipu oleh dunia. Tertipunya kita karena cara pandang yang salah terhadap dunia. Kita lupa bahwa dunia ini adalah makhluk yang memiliki sifat kehancuran dan fana.(Hasan Bashri (21-110 H)
Jika kita memandang dunia dengan pandangan biasa-biasa saja maka tidak ada yang istimewa di dunia ini. Memandang harta biasa saja, harta adalah titipan Allah Swt. kepada hamba yang Ia kehendaki. Karena titipan, sewaktu-waktu diambil oleh-Nya sebagai pihak yang punya, tidak menjadi persoalan. Dan kita sebagai pihak yang dititipi tidak merasa kehilangan. Ikhlas melepaskannya. Sikap seperti ini akan menjadi terapi stres bagi kehidupan. Kaya miskin adalah suratan dari-Nya. Yang kaya tidak boleh menyombongkan kekayaannya yang miskin harus mampu menjadi orang yang sabar. Yang kaya menggunakan hartanya untuk menolong orang lain dan kemaslahatan umat. Yang miskin berjuang dengan kesabarannya. Inilah keharmonisan amaliyah umat Islam. Jika ini bisa diwujudkan hidup semakin damai dan tentram.
Ketakutan atau kekhawatiran seseorang akan hilangnya harta dan jabatan dunia itulah seorang yang diperbudak dunia ..
By :H.Dudung A.Sani.SH.M.Ag
0 Komentar