Oleh Muhammad Mahdiannoor
Redaktur : Koran Mediapublik dan Kabar Borneo Raya.com
Hakekatnya debat publik Capres maupun Cawapres adalah memberi peluang kepada publik seluas-luasnya untuk melakukan penilaian guna menentukan pilihan terhadap satu paket pasangan Capres dan Cawapres yang hendak dipilih pada Pemilu, 14 Februari 2024 yang akan segera berlangsung.
Karena itu dari serangkaian debat publik Capres maupun Cawapres yang sudah maupun yang masih akan dilakukan dalam kesempatan lain seperti pada 21 Januari 2024 bertema "Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa", dapat dicatat apakah upaya membuka cakrawala pandang publik yang menyaksikan perdebatan publik itu bermutu atau tidak. Atau bahkan menggradasi cara pandang, pendapat hingga kesimpulan publik secara umum terhadap tampilan, paparan, logika, cara berpikir, rasionalitas alasan atau penolakan terhadap paparan pihak lain hingga sikap dan sifat emosional atau kekanak-kanakan dari peserta debat yang seharusnya bisa lebih mencerahkan bagi pemirsa atau publik yang menjadi tujuan pokok dari debat publik itu sendiri.
Jadi bukan sekedar untuk gagah-gagahan atau hendak memanipulasi sikap pilihan publik guna menentukan tokoh idealnya yang pantas atau tidak pantas untuk memimpin negeri ini.
Karena itu tampilan peserta debat publik akan sangat menentukan pilihan sikap, atau sekedar memantapkan pilihan sosok pasangan Capres dan Cawapres yang sudah mereka tentukan sebelumnya, atau mengganti pilihan kepada pasangan lain yang secara rasional atas kesimpulan yang diperoleh dari debat publik yang baru saja didapat dari yang mereka peroleh dan mereka saksikan.
Mulai dari performa tampilan di depan publik, penghormatan terhadap hadirin maupun pemirsa di berbagai tempat yang mengikuti acara debat publik itu secara seksama, sehingga tidak cuma sekedar tata kerama dan sopan santun mulai dari tutur kata hingga gestur tubuh dari sosok seorang calon pemimpin bangsa Indonesia yang besar, tapi juga cara berpikir yang jernih dan mampu mengurai berbagai masalah yang menjadi topik bahasan, akan diserap secara cermat dan kritis oleh hadirin maupun pemirsa yang mengikuti siaran langsung melalui berbagai siaran langsung media televisi yang ada.
Bahkan tidak sedikit yang melakukan kajian atau telaah ulang dari rekaman acara debat publik itu untuk dianalisis lebih mendalam -- secara psikologis, politis atau bahkan dari perspektif budaya -- untuk memproyeksikan masa depan bangsa dan negara Indonesia guna memperbaiki, membangun dan meningkatkan mutu dan kualitas hidup bangsa dan negara Indonesia yang tidak boleh dipertaruhkan dengan serampangan yang dikelola oleh pemimpin yang tidak kredibel, tidak mumpuni dan tidak berkualitas baik dalam tatanan intelektual serta spiritual. Sebab kemampuan intelektual -- yang cuma sekedar mengandalkan akal -- terbukti tidak cukup memadai untuk memimpin bangsa dan negara yang luar biasa seperti Indonesia yang meliputi seluruh materi dari tema yang menjadi topik gagasan yang sangat penting itu.
Maka itu, arahan dari pemikiran, ide dan gagasan maupun wawasan serta kemampuan intelektual itu harus dan wajib dibimbing oleh beragam dimensi spiritual. Sebab kerusakan bangsa dan negara kita -- Indonesia tercinta -- jelas semua itu disebabkan oleh manusia-manusia yang pinter, tapi Mereka tidak punya etika, moral dan akhlak yang mulia. Sebab orientasinya cuma kekuasaan belaka...(
Editor : Mahdi
0 Komentar